Cacing darah atau blood worm merupakan pakan alami yang juga biasa di berikan untuk ikan hias,cacing darah ini memiliki sebutan nama latin Larva Chironomus sp, cacing darah ini biasanya di jual dalam bentuk frozen atau beku lempengan.
Kandungan nutrisi yang terkandung dalam cacing darah antara lain 62.5% protein, 10,4% lemak, dan juga 11,6% abu. Karena kandungan proteinnya yang tinggi inilah yang membuat pakan cacing sangat mudah dicerna oleh ikan.
Cacing darah seratus persen bukanlah cacing sutra, karena cacing darah berasal dari larva serangga ordo diptera atau nyamuk chironomus.
Nyamuk ini merupakan nyamuk pengisap madu bunga atau nektar dan bukan penghisap darah. Jenis nyamuk ini juga tidak menggigit untuk menghisap darah sebagaimana nyamuk lainnya. Sehingga dengan demikian tentunya keduanya berbeda meskipun sekilas secara penampakan keduanya sama. Dan bahkan kadang banyak yang kerap salah mengartikan.
Nah untuk membudidayakan cacing darah yang perlu sobat lakukan adalah:
1. Mendapatkan Bibit Berkualitas
Bibit cacing darah sendiri bisa sobat beli di pasar atau tempat penjualan ikan hias. Jika ingin lebih hemat, sobat juga bisa mencari bibit cacing darah di area persawahan.
Bibit cacing darah yang berkualitas ditunjukkan dengan daya tahan hidup yang tinggi.
Bibit cacing darah juga biasanya tenggelam dibawah permukaan air seperti rambut-rambut yang kusut, Cacing aktif bergerak dan memiliki pergerakan yang maksimal.
Jangan lupa untuk memisahkan antara cacing dan bagian ari cacing kemudian pindahkan kewadah air yang bersih, Proses ini disebut dengan proses karantina hal ini dilakukan untuk menghindarkan cacing darah dari kontaminasi bakteri.
Proses karantina biasanya memakan waktu 2-3 hari, selama waktu tersebut sebaiknya air dalam wadah selalu dialiri air dengan aliran rendah, Pastikan juga bahwa air didalam wadah selalu mengalir untuk bisa menyediakan oksigen yang baik, bisa juga dengan menambahkan aerator kedalam wadah.
2. Menyiapkan Media Kembangbiak
Untuk media kembang biak, sobat bisa memilih salah satu jenis media, yakni ingin mengembangbiakan di media lumpur atau juga media air. Namun, lebih mudah jika dikembangbiakan menggunakan media air sebab pastinya akan lebih mudah mendapatkan media air berkualitas ketimbang media lumpur.
Persiapkan nampan atau box berukuran besar, Gunakan air bersih yang berkualitas baik, Kondisikan air didalam wadah agar selalu mengalir, sehingga sobat tidak perlu terus-menerusan melakukan penggantian air.
Susun nampan dengan rapi agar aliran air dapat mengalir lancar dan tidak macet, Letakkan saluran air pada bagian rak nampan paling atas, dan lakukan hal yang sama untuk rak dibawahnya.
3. Pemindahan Bibit
Setelah media siap, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pemindahan bibit. Pemindahan bibit dilakukan dengan hati-hati sebab tentunya jika dilakukam dengan sembarangan maka akan dapat merusak kualitas bibit.
Selain itu pemindahan bibit harus dilakukan secara tepat agar bibit cacing darah tidak mati saat dipindahkan.
Siapkan sendok atau jaring kecil sebagai alat bantu untuk proses pemindahan bibit cacing darah, Lakukan pemindahan dengan hati-hati agar cacing tidak mengalami stres.
Jangan langsung memegang bibit cacing darah dengan tangan, namun gunakan alat yang ada, sebab kontak tangan dengan suhu tubuh dapat mengagalkan proses budidaya dan menyebabkan bibit terkontaminasi.
Lakukan pemindahan bibit dengan cepat agar bibit tidak mengalami stres.
4. Perawatan Bibit
Proses perawatan dan pemeliharaan acing dapat dilakukan secara mudah. Beberapa perawatan dan pemeliharaan cacing yang harus dilakukan antara lain
Pengecekan Kondisi Air, karena Cacing darah sangat sensitif terhadap kondisi air. Oleh karena itu agar cacing darah tetap hidup, maka sobat harus menjaga kondisi air agar tetap bersih.
Daripada harus bolak balik mengganti air, lebih baik untuk mengaliri wadah dengan air yang mengalir selama pemeliharaan, Pastikan juga bahwa kondisi aliran air selalu lancar.
Air yang tidak mengalir dapat mengurangi kadar oksigen sehingga akan menimbulkan berbagai masalah serius pada proses budidaya cacing darah.
Proses pemberian pakan juga harus diperhatikan dengan baik. Agar cacing darah bisa terus melakukan perkembangbiakkan maka kualitas dan jenis pakan harus diperhatikan.
Beberapa jenis pakan yang bisa digunakan pada proses pemeliharaan cacing darah antara lain pakan organik yang sudah difermentasikan, ampas tahu fermentasi, atau tepung ikan. Pemberian pakan harus dilakukan secara rutin hingga cacing berusia 10-12 hari pasca pemindahan bibit.
Jika sudah melewati usia tersebut, sobat bisa mengganti pakannya dengan sayuran atau kotoran ayam yang sudah difermentasi. sobat juga bisa menambahkan vitamin untuk mendukung perkembangan cacing.
5. Pemanenan Cacing
Proses pemanenan harus dilakukan dengan baik. Usia ideal cacing darah yang siap panen yaitu sekitar 7-75 hari setelah pemindahan bibit.
Pemanenan cacing darah dilakukan dengan memindahkan koloni cacing sedikit dari wadah pemeliharaan ke wadah lain. Beberapa langkah pemanenan yang harus dilakukan antara lain:
Siapkan kain berwarna gelap yang dapat menutupi seluruh permukaan nampan.
Jika sobat tidak memiliki kain berwarna gelap. Maka cukup letakkan nampan di ruangan gelap kurang lebih 5-6 jam.
Pisahkan cacing secara hati-hati dari nampan pemeliharaan dengan menggunakan jaring halus atau sendok.
Simpan cacing hasil panen di wadah air yang bersih lalu tutup bagian atas wadah dengan kain hitam yang sudah disiapkan.
Nah Itulah tadi beberapa langkah budidaya cacing darah yang bisa dipraktekkan. Jika hasil panen cacing sangat memuaskan, sobat juga bisa menjadikan jual beli pakan cacing darah sebagai salah satu peluang bisnis sampingan yang sangat menjanjikan. Selamat mencoba!
0 Response to "Cara Mudah Budidaya Cacing Darah (Blood Worm)"
Posting Komentar